Tampilan : Daftar Grid
Showing posts with label aqidah. Show all posts
Showing posts with label aqidah. Show all posts

Kedudukan Assunah dalam Islam



Judul Asli : Manziilatus-Sunnah fil-Islaam
Judul Terjemahan : Kedudukan As-Sunnah dalam Islam
Author : Syaikh Muhammad Naashiruddin Al-Albani
Penerjemah : Abu Al-Jauzaa'

E-Book ini merupakan muhadlarah yang pernah Asy-Syaikh Al-Albani  sampaikan di kota Doha ibu kota Qatar, pada bulan Ramadlan tahun 1392 H. Namun sebagian ikhwan meminta kepadanya agar ceramah tersebut ditulis menjadi sebuah buku; karena muhadlarah tersebut mengandung banyak faedah yang penting.

Maka beliaupunpun memenuhi permintaan tersebut untuk menyebarkan manfaatnya. Sebagai peringatan, beliau tambahkan pula sebagian judul untuk membantu pembaca dalam memahami inti permasalahan setiap pembahasannya. Beliau berharap Allah agar mencatatnya termasuk orang yang membela agama-Nya, membela syari'at-Nya, serta menuliskan pahala untuknya. Dia adalah semulia-mulianya tempat meminta.

E-Book ini membahas seputar kedudukan As-Sunnah dalam Islam, betapa pentingnya As-Sunnah dalam memahami Al-Qur’an, karena Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan memerintahkan beliau untuk menjelaskannya, sebagaimana dalam firman Allah:

 ِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ 
”Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan” (QS. An-Nahl [16]: 44). 

Dalam risalah ini penulis juga menerangkan sebab kesesatan orang-orang yang tidak berpegang kepada Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, disertai argumen yang kuat berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan penelitian terhadap hadits-hadits shahih sebagaimana yang telah menjadi ciri khas beliau.

Download gratis e-Book nya :

Download

Penjelasan Empat Kaidah Mengetahui Fenomena Kesyirikan

Judul : Penjelasan Empat Kaidah Mengetahui Fenomena Kesyirikan
Karya : Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Pensyarah : Asy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan
Publisher: Abu Harun As Salafy
File: CHM file 175 KB


Muqadimah:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku meminta kepada Allah Yang Maha Pemurah, Rabbnya Arsy yang besar, agar Dia menjadikan anda sebagai wali-Nya di dunia dan di akhirat, menjadikan anda sebagai orang yang diberkahi dimanapun anda berada dan menjadikan anda termasuk golongan orang-orang yang jika diberikan sesuatu maka dia bersyukur, jika ditimpakan ujian maka dia bersabar, dan jika dia berdosa maka segera meminta ampunan. Karena ketiga sifat ini merupakan tanda kebahagiaan hidup seseorang.

Ketahuilah –semoga Allah Ta'ala memberikan tuntunan kepada anda-, sesunguhnya al-hanifiah adalah agamanya Nabi Ibrahim: Yaitu anda beribadah kepada Allah Subhanahu wata'ala dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya. Sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan: 

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. (Adz-Dzariyaat: 56).

Dan bila Anda telah mengetahui bahwasanya Allah Ta'ala menciptakan anda untuk beribadah kepada-Nya, maka ketahuilah: Bahwa ibadah tidak teranggap dia ibadah kecuali bila disertai dengan tauhid. Sebagaimana shalat, tidaklah teranggap sebagai shalat kecuali jika disertai dengan bersuci. Karenanya jika ibadah dicampuri syirik, maka rusaklah ibadah itu, sebagaimana rusaknya shalat bila disertai adanya hadats.

Kalau anda sudah mengetahui bahwa ibadah yang bercampur dengan kesyirikan akan merusak ibadah itu sendiri, bahwa hal itu menyebabkan terhapusnya semua amalan pelakunya (musyrik) dan menyebabkan pelakunya menjadi orang-orang yang kekal di dalam api neraka. 

Kalau anda sudah mengetahui semua perkara di atas, niscaya anda akan mengetahui bahwa perkara yang terpenting untuk anda ketahui adalah mempelajari masalah ini (kesyirikan), semoga dengannya Allah berkenan membebaskan anda dari jaring-jaring kerusakan ini. Yaitu kesyirikan kepada Allah Ta'ala, yang Allah Ta'ala telah berfirman tentangnya: 

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang berada di bawah (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (An-Nisaa': 116)

Pengetahuan akan hal ini (kesyirikan) akan mampu diraih dengan memahami 4 kaidah yang telah Allah nyatakan dalam Kitab-Nya.

Kaidah inilah yang akan diterangkan dalam ebook mungil berformat chm ini.




Download gratis e-Book nya :

Download

Kesyirikan Pada Kaumnya Nabi Musa

Dinukil dari Buku:
“Syirik pada Zaman Dahulu dan Sekarang” (1/307-349)
Oleh : 
Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria
Terjemah : 
Abu Umamah Arif Hidayatullah
Editor : 
Eko Haryanto Abu Ziyad
2014 - 1435

Allah Berfirman :
"Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu".
(QS al-Qashash: 4-6).


 Dan Allah mengkisahkan tengan Musa didalam firmanNya:

."Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka), kisah Musa di dalam Al kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang dipilih dan seorang Rasul dan Nabi. dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung Thur dan Kami telah mendekatkannya kepada Kami di waktu dia bermunajat (kepada Kami). Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya sebagian rahmat Kami, yaitu saudaranya, Harun menjadi seorang Nabi". (QS Maryam: 51-53).

Allah ta'ala telah menyebut kisah beliau dalam al-Qur'an diberbagai tempat, baik dengan menceritakan secara panjang lebar atau secara ringkas, dan Allah azza wa jalla menampilkan secara jelas peristiwa demi peristiwa yang beliau alami bersama musuh besar Allah yang memiliki julukan Fir'aun mulai dari perdebatan yang terjadi diantara keduanya atau diskusi diantara mereka berdua, serta kisah bagaimana Musa menyeru dia kepada Allah azza wa jalla, dan akhir dari jawaban Fir'aun kepada beliau 'alaihi sholatu wa sallam.

Download gratis e-Book nya :

Download

Tiga Landasan Utama - Tsalatsatul Ushul



“Risalah Tsalatsatul Ushul adalah sebuah risalah yang penting bagi setiap muslim.” (Syaikh Shalih bin Abdul Aziz alu Syaikh. Menteri Urusan Wakaf, Dakwah dan Bimbingan Keislaman Arab Saudi)
Tsalatsatul Ushul (tiga landasan utama) merupakan salah satu risalah karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah yang tersebar luas di kalangan kaum muslimin. Risalah ini mengandung pelajaran-pelajaran yang sangat penting dan mendasar demi terwujudnya pribadi muslim yang mentauhidkan Allah dalam segala sisi kehidupannya.

Telah banyak ulama yang membahas risalah ini dalam bentuk ceramah, tulisan, yang ringkas maupun panjang lebar. Di antara mereka adalah Syaikh Abdurrahman bin Qasim rahimahullah, Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah, Syaikh Zaid bin Hadi hafizhahullah, Syaikh Shalih bin Abdul Aziz alu Syaikh hafizhahullah, Syaikh Nu’man bin Abdul Karim al-Watr hafizhahullah, Syaikh Abdullah bin Shalih al-Fauzan hafizhahullah, Syaikh Khalid bin Abdullah al-Mushlih hafizhahullah dan para ulama lainnya.

Judul Risalah
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah memberi nama risalahnya dengan judul:

ثلاثةُ الأُصُول
Artinya: “Tiga landasan utama.”

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah mengomentari:

هذه رسالة مهمة في العقيدة ألفها الشيخ أبو عبد الله الإمام محمد بن عبد الوهاب بن سليمان بن علي التميمي الحنبلي الإمام المشهور المجدد لِما اندرس من معالم الإسلام في النصف الثاني من القرن الثاني عشر ـ رحمه الله وأكرم مثواه ـ . وقد كان ـ رحمه الله ـ يلقن الطلبة والعامة هذه الأصول ليدرسوها ويحفظوها ، ولتستقر في قلوبهم لكونها قاعدة في العقيدة .

“Ini adalah risalah yang sangat penting dalam bidang akidah. Risalah yang ditulis oleh Syaikh Abu Abdillah Imam Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman bin Ali at-Tamimi al-Hanbali. Seorang imam yang masyhur sekaligus seorang pembaharu yang mereformasi berbagai ajaran Islam yang mengalami kelunturan pada paruh kedua di abad keduabelas (hijriyah), semoga Allah mencurahkan rahmat kepadanya dan memuliakan tempat peristirahatannya. Beliau -semoga Allah merahmatinya- dahulu biasa mendiktekan kepada para murid dan masyarakat umum pokok-pokok -akidah- ini agar mereka mau mempelajari dan menghafalkannya dan supaya apa yang terdapat di dalamnya bisa tertanam di dalam hati mereka, dikarenakan perkara-perkara itu merupakan pondasi dalam hal akidah.” (Syarh Ushul Tsalatsah li Ibni Baz, hal. 1 software Maktabah asy-Syamilah)
Syaikh Khalid bin Abdullah al-Mushlih hafizhahullah menjelaskan:

وهذه الرسالة رسالة عظيمة كثيرة الفوائد ألفها رحمه الله لبيان ما يحتاج إليه كل مؤمن ومؤمنة، وكل مسلمٍ ومسلمة، وسمى هذه الرسالة (ثلاثة الأصول)، وهي معروفة بهذا الاسم، أو باسم (الأصول الثلاثة)، بين فيها ما يجب معرفته مما يتعلق بالله عز وجل، ومما يتعلق بالنبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم، ومما يتعلق بدين الإسلام، وأكثر من ذكر الأدلة في ثنايا هذه الرسالة المباركة ليتبين بذلك أن ما يدعو إليه منبثق من الكتاب والسنة، وأنه معتمد عليهما…

“Risalah ini adalah risalah yang agung dan mengandung banyak pelajaran berharga. Risalah ini ditulis oleh beliau rahimahullah dalam rangka menjelaskan hal-hal yang dibutuhkan oleh setiap mukmin dan mukminah dan setiap muslim dan muslimah. Risalah ini diberi nama Tsalatsatu Ushul dan ia populer dengan nama ini. Atau ia juga dikenal dengan nama al-Ushul ats-Tsalatsah. Di dalamnya beliau menjelaskan berbagai perkara yang wajib diketahui yang meliputi keyakinan tentang Allah ‘azza wa jalla, keyakinan yang terkait dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam, dan keyakinan yang terkait dengan agama Islam. Di tengah-tengah risalah yang diberkahi ini beliau sering sekali menyebutkan dalil-dalil supaya tampak dengan jelas bahwa apa yang beliau dakwahkan benar-benar memiliki landasan dari al-Kitab dan as-Sunnah, dan demi membuktikan bahwasanya tulisan ini memang bersandar kepada keduanya…” (Syarh al-Ushul ats-Tsalatsah, hal. 2 software Maktabah asy-Syamilah)

Syaikh Shalih bin Abdul Aziz alu Syaikh hafizhahullah juga menerangkan:

رسالة ثلاثة الأصول, رسالة مهمّة لكل مسلم، وكان العلماءُ -أعني علمائنا- يعتنون بها شرحا، في أول ما يشرحون من كتب أهل العلم، ذلك؛ لأن فيها الجواب عن أسئلة القبر الثلاث؛ ألا وهي سؤال الملكين العبد عن ربه، وعن دينه، وعن نبيه، وهي ثلاثة الأصول يعني معرفة العبد ربه؛ وهو معبوده، ومعرفة العبدِ دينه؛ دين الإسلام بالأدلة، ومعرفة العبد نبيه عليه الصلاة والسلام، فمن هاهنا جاءت أهمية هذه الرسالة؛ لأن فيها من أصول التوحيد والدين الشيء الكثير.

“Risalah Tsalatsatul Ushul adalah sebuah risalah yang penting bagi setiap muslim. Dahulu para ulama -maksud saya para ulama kita (ulama di Arab Saudi, pent)- memberikan perhatian besar dengan memberikan syarah/penjelasan atasnya dalam kesempatan pertama mereka membahas keterangan kitab-kitab ulama. Hal itu disebabkan di dalamnya terkandung jawaban terhadap tiga pertanyaan di alam kubur. Ketahuilah bahwa pertanyaan itu adalah pertanyaan yang dilontarkan oleh dua malaikat kepada setiap hamba yang menanyakan tentang siapa Rabbnya, tentang agamanya, dan tentang nabinya. Itulah Tsalatsatul Ushul/tiga landasan utama: yaitu seorang hamba harus mengenali Rabbnya yaitu sesembahannya, mengenali agamanya yaitu agama Islam, dan mengenali nabinya ‘alaihis sholatu was salam. Di situlah terletak urgensi/nilai penting risalah ini. Karena di dalamnya terdapat banyak pokok-pokok ajaran tauhid dan agama…” (Syarh Tsalatsatul Ushul li Shalih ali Syaikh, hal. 2 software Maktabah asy-Syamilah)



Download gratis e-Book nya :
Download

AKU BERIMAN MAKA AKU BERTANYA

JUDUL EBOOK : AKU BERIMAN MAKA AKU BERTANYA 
AUTHOR : Jeffrey Lang 
FORMAT EBOOK: EXE, Digital Books 
HALAMAN : 396 
UKURAN FILE : 852 KB 
BAHASA : INDONESIA 
LISENSI : GRATIS
 
 
EBOOK AKU BERIMAN MAKA AKU BERTANYA : sebuah Buku Digital yang sangat inspiratif, bercerita tentang perjalanan hidup sang penulis dalam mencari kebenaran yang diyakininya, perjalanan seorang Atheis yang kemudian memeluk agama islam, Ebook yang membahas konsep hidup dan Islam dengan cara yang gamblang dan enak untuk dibaca.
Sang Penulis, Jeffrey Lang, mencoba untuk mengajak pembaca melihat Al-Quran bukan lagi sebagai sebuah kitab undang-undang yang hanya kita buka untuk melihat mana yang benar dan mana yang salah. Al-Quran harus merupakan sebuah dialog antara Tuhan sendiri dengan kita sebagai makhluk yang diberi petunjuk. Melihat Al-Quran sebagai sebuah transkrip dialog antara Tuhan dengan manusia membuat ku lebih nyaman dan lebih dapat melihat bahwa Tuhan benar-benar Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan dekat dengan mereka yang mau mendekatkan diri. Realitas Tuhan menjadi lebih mudah terjangkau dan bukan lagi diawang-awang yang masuk pada ranah imaginer supranatural.
Kisah sang penulis menemukan Tuhan setelah lama berkubang dalam ‘agama’ Ateis sepertinya memang serupa dengan kisah bagaiman Nabi Ibrahim menemukan Tuhan dengan menggunakan akal-fikirannya, dan kemudian Tuhan memberikan ilham kepada Ibrahim untuk menemukan sosok Tuhan yang sesungguhnya. Yaitu konsep untuk tidak menuhankan manusia dan konsep untuk tidak memaksakan bentuk tuhan sesuai dengan alam pikiran manusia. (Menuhankan manusia dan memanusiakan tuhan). Biarkan Tuhan sendiri yang mendeskripsikan bentuk dan eksistensiNya kepada kita. Bukan tuhan hasil dari rekaan, prasangka dan imajinasi kita (Itu yang namanya budaya: kebatinan, kejawen, dll).
Kupasan awal tentang kisah penciptaan manusia pertama (Adam & Hawa) juga dikupas sangat lugas dan menjadi titik awal eksistensi visi-misi penciptaan manusia. Perbandingan antara konsep Kristen dan Islam dalam penciptaan Adam dan Hawa juga memunculkan banyak kesadaran baru yang selama ini mungkin tertidur bahkan pingsan dalam ruang seribu satu ketidakpahaman filosofi hidup. (sebagian besar penjelasan Ebook Aku Beriman Maka Aku Bertanya diatas diambil dari Kompasiana referensi buku oleh Choiron).

Download gratis e-Book nya :

Hakikat Bid'ah dan Kufur



Oleh: al-Imam al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin al-Albani Rahimahullahu 
Publisher : Maktabah Abu Salma

Masalah hajr, tabdi’, tahdzir dan semisalnya adalah permasalahan yang tidak ada habisnya. Fenomena ini terus menerus ada dan semakin lama semakin berkembang subur. Uniknya, fenomena ini berkembang di tengah-tengah barisan orang-orang yang berintisab (berafiliasi) dengan ahlus sunnah. Padahal ahlus sunnah dikenal akan cirinya yang berijtima’ (bersatu) sedangkan ahlul bid’ah dikenal dengan cirinya yang berpecah belah.
Di tanah air kita ini, orang-orang yang mengaku sebagai salafiyun tidaklah sedikit. Namun, pengakuan adalah suatu hal yang mudah, dan pengakuan belaka tanpa diiringi dengan bukti adalah sekedar pengakuan kosong belaka. Sebagaimana seorang penyair pernah berkata :

الدعاوى مالم تقيموا عليها بينات أبنائها ادعياء

Seorang pengaku-ngaku yang tidak ditopang di atasnya keterangan maka hanyalah pengaku-ngakuan belaka


Berikut ini merupakan risalah ebook “Hakikat Bid’ah dan Kufur” versi 2 yang di dalamnya membahas suatu prinsip ahlus sunnah di dalam menvonis kafir, bid’ah, menghajr dan lain sebagainya. Risalah versi 2 ini memiliki sedikit pembenahan dan penambahan, terutama seputar biografi Syaikh al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullahu dan nasehat beliau terhadap para pemuda.
Download gratis e-Book nya :


Nabi Isa dan Dajjal


Judul : Nabi Isa dan Dajjal
Oleh : Muhammad Nashiruddin al Albani
Format : PDF


Pada umumnya ahlul bid`Ah mengingkari turunya nabi isa. apapun yang mereka katakan, pada dasarnya karena turunya nabi isa dari langit di anggap tidak masuk akal. inilah alasan yang sebenarnya dari mereka. yang jelas bagiku agamaku, dan
bagimu agamamu.

turunya nabi isa pada waktu sholat subuh, yang akhirnya beliau sholat subuh di belakang imam mahdi. seperti yang di jelaskan hadis shahih berikut ini.

ketika Allah telah mengutus al-masih ibnu maryam, maka turunlah la di menara putih di sebelah timur Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang di celup dengan waras dan za`faran, dan kedua telapak tanganya di letakanya di sayap dua malaikat...shahih muslim, yaumul qiyamah hal 327*

...ketika imam mereka [yang di maksud imam mahdi] telah maju untuk memimpin shalat shubuh, tiba-tiba munculah Isa bin maryam di tengah mereka. Maka imam tersebut kemudian mundur ke belakang untuk memberikan kesempatan Isa memimpin shalat. Maka Isa-pun merangkul pundaknya seraya berkata kepadanya: `majulah dan pimpinlah shalat ini, sebab imam itu di tegakan untukmu.` maka ia kemudian memimpin shalat mereka....hr. ibnu majah di kutip dari buku kisah dajjal pustaka imam syafii hal 54**

....kemudian Isa bin maryam turun. Maka pemimpin mereka berkata kepada Isa: kemarilah, jadilah Imam jama`ah shalat kami. Ia menjawab: tidak, sebab sebagian kalian adalah pemimpin bagi sebagian lainya. Ini sebagai bentuk penghormatan Allah kepada umat ini. Kisah dajjal hal 125. Syaikh Al-albani mengatakan: hadis ini diriwayatkan dalam kitab ash-shahihah [1960] juga telah ditakrij oleh imam ad dani (II/142)***

....Isa bin maryam turun ketika shalat shubuh, maka pemimpin mereka berkata kepadanya: `wahai ruh Allah! Majulah dan shalatlah.` jawab Isa: `bagi umat ini sebagian dari mereka adalah pemimpin bagi sebagian lainya.` kemudian pemimpin mereka maju untuk memimpin shalat shubuh. Ketika Isa telah menyelesaikan shalatnya ia kemudian mengambil tombaknya dan pergi mencari dajjal...hr imam ahmad kisah dajjal hal 124****

Dari hadis-hadis tersebut di simpulkan, bahwa isa ibnu maryam akan turun ke bumi di waktu shalat shubuh, dan turunya di damsyiq atau damaskus. Dan beliau sempat shalat shubuh di belakang al-mahdi yang sebelumnya al-mahdi memintanya untuk menjadi imam, tetapi beliau menolak. Setelah shalat subuh, beliau pergi untuk mencari dajjal. Seperti seperti yang dijelaskan dalam hadis hadis yang shahih, bahwa dajjal akan dibunuh oleh isa ibnu maryam di depan pintu lud palestina.


Download gratis e-Book nya :

Qadha dan Qadar

Qadha dan Qadar



Karya : Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
Penterjemah:Masykur M.Z.
Editor:Erwandi Tirmizi - Mohammad Muinuddin Bashri - Muhammadun Abdul Hamid
Terbitan:Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah

Dalam buku ini dijelaskan secara gamblang prinsip yang dianut oleh ahlussunnah wal jama`ah dan para ulama salaf dalam masalah qadha dan qadar, dan diuraikan pula kerancuan yang terdapat dalam pemahaman- pemahaman yang menyimpang tentang masalah qadha dan qadar serta bantahannya berdasarkan dalil naqli maupun ‘aqli.

Download gratis e-Book nya :

Ada Apa di Hari Kiamat




Oleh : Muhammad Ahmad al-‘Amari
Terjemah : Arif Hidayatullah
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad


Muqodimah

Segala puji hanya bagi Allah, yang telah mengajari manusia dengan perantara baca tulis, dan mengajari mereka dengan apa yang mereka tidak ketahui. Segala puji bagiNya yang telah mencipatkan manusia dan mengajari mereka dengan al-Bayan.

Shalawat dan salam teriring kepada insan yang tidak pernah mengucap menurut hawa nafsunya, namun ucapan yang keluar darinya adalah wahyu yang diwahyukan. Amma Ba'du:

Hakikat Iman Pada Hari Kemudian

Kajian kita kali ini adalah yang berkaitan dengan keimanan pada hari akhir. Sudah dimaklumi bersama bahwa keimanan pada hari akhir merupakan rukun kelima dari rukun iman yang enam. Dan Allah Azza wa jalla menegaskan hal itu adalah firmanNya:


قال الله تعالى : ﴿ لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ  [البقرة: 177


"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, dan hari Kemudian..". (QS al-Baqarah: 177).

Demikian juga, berdasarkan sebuah sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Sahabat Umar bin Khatab radhiyallahu 'anhu, dalam haditsnya Jibril yang mashur, yang mana beliau berkata: "Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam persabda:


قالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: « الإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بالله ِوَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ » [رواه مسلم]

"Iman adalah engkau mempercayai Allah, para malaikat, kitab, para rasul dan hari kemudian, serta engkau mempercayai adanya takdir yang baik maupun yang buruk".


Download gratis e-Book nya :

Bid’ah pengertian macam-macam dan hukumnya




Judul: Bid’ah pengertian macam-macam dan hukumnya
Karya: Shaleh Al-Fauzan
Penterjemah: Zezen Zainal Mursalin
Editor: Eko Haryanto Abu Ziyad



Segala puji bagi Allah Robb seru sekalian alam, Yang telah memerintahkan kita untuk ittiba’ dan melarang kita dari ibtida’, shalawat dan salam terlimpahkan kepada nabi kita Muhammad yang telah diutus oleh Allah Azza wa Jalla untuk dijadikan sebagai suri tauladan dan ditaati, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yangmengikutinya. Wa ba’du:

Berikut ini beberapa pembahasan yang menerangkan tentang macam-macam bid’ah dan larangan untuk melakukannya, buku ini ditulis sebagai bentuk realisasi dari kewajiban memberikan nasehat kepada Allah, kitab-Nya, rosul-Nya, pemimpin-pemimpin Islam dan para pengikutnya.

Kitab yang menjelaskan tentang hakikat bid’ah dan sebab-sebab munculnya serta sikap ahlussunnah wal jamaah dalam menghadapi mereka sebagaimana dijelaskan pula metode ilmiah dalam membantah argumen-argumen mereka.


Download gratis e-Book nya :

Makna Kalimat Tauhid




Penulis : Syaikh Rabi’ bin Hadi Hafidzahullah
Judul terjemahan : Tafsir Kalimat Tauhid
Alih Bahasa : Ummu Abdillah al-Buthoniyah


Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan dari-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari kejelekan jiwa-jiwa kita dan dari keburukan amal-amal kita. Barangsiapa yang mendapatkan petunjuk dari Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan oleh-Nya, tidak ada yang dapat memberikannya petunjuk.

Saya bersaksi bahwasannya tiada sesembahan yang haq untuk disembah melainkan Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.

“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenarbenar
takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam”. (QS. Ali-
Imran : 102)
Makna “laa ilaaha illallah” adalah “laa ma’buuda bi haqqin illallah” [Tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah]. Jika Engkau berkata,’Asyhadu an laa ilaaha illa Allah’, berarti Engkau bersaksi bahwa
hanya Allah saja yang berhak atas berbagai jenis ibadah. Dan peribadatan kepada selain-Nya, maka  semuanya adalah peribadatan yang batil. Nabi, malaikat, orang-orang shalih, pohon, matahari, bulan, dan lain-lain adalah sesuatu yang disembah selain Allah. Namun peribadatan kepada mereka adalah kebatilan.
Jadi seseorang yang beriman bersaksi bahwa hanya Allah saja yang berhak diibadahi. Dan tidak ada sesuatu pun yang bersekutu dengan-Nya, meskipun seberat dzarrah.

Maka jika salah satu perbuatan ibadah –yang seharusnya dilakukan dengan ikhlas kepada Allah dan ditujukan semata-mata kepada Allah-, dipalingkan atau ditujukan kepada selain Allah, maka berarti dia telah menyekutukan Allah (melakukan kesyirikan). Dan kita berlindung kepada Allah dari perbuatan tersebut.

Oleh karena itu, kita wajib untuk mengetahui makna ibadah dan makna ‘laa ilaaha illallah’. Karena banyak orang yang tidak mengetahui makna ibadah dan makna kalimat ‘laa ilaaha illallah’.

Untuk megetahui isi kandungan dan makna kalimat tauhid, silahkan Download gratis e-Book nya :


Ringkasan Al-I‘tisham - Membedah seluk-beluk bid’ah


Judul :  Ringkasan Al-I‘tisham - Membedah seluk-beluk bid’ah
Peringkas: Alawi bin Abdul Qadir As Saqqaf
Penulis: Abu Ishaq Ibrahim bin Musa Asy Syathibi



Alhamdulillah buku Ringkasan Al I’tisham Imam Asy-Syathibi, Membedah Seluk-Beluk Bid’ah telah terbit.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, keluarganya, para shahabatnya, dan para pengikutnya yang setia mengikuti sunnahnya hingga akhir zaman. Buku yang ada di hadapan pembaca ini adalah terjemahan kitab Mukhtashar Kitab Al I’tisham karya imam Asy-Syathibi yang hidup di abad ke delapan hijriyah. Buku ini membahas seluk-beluk bid’ah, mulai dari definisi, macam dan sebab terjadinya bid’ah, sampai masalah hukuman dan akibat yang akan menimpa para pelaku bid’ah dan pembahasan penting lainnya seputar bid’ah. Harapan kami semoga buku ini bermanfaat bagi kaum muslimin sehingga berhati-hati dalam beramal dan beragama dan menjauhi bid’ah yang dapat merusak amal dan agama.

Segala tegur sapa dari para pembaca akan kami sambut dengan baik demi kebenaran dan mencari keridhaan Allah Ta’ala. Amin


Berikut isi kandungan dari buku tersebut :
Bab 1: Bid’ah: Definisi dan asal-usul kata tersebut
1.1. Definisi dan asal kata bid’ah
1.2. Bid’ah tarkiyyah
Bab 2: Tercelanya bid’ah dan akibat buruk yang akan diperoleh para pelakunya
2.1. Dalil aqli tercelanya bid’ah
2.2. Dalil naqli tercelanya bid’ah
2.3. Penggunaan akal yang tercela
2.4. Kejelekan-kejelekan bid’ah
2.5. Perbedaan antara bid’ah dan maksiat
Bab 3: Bid’ah tercela secara umum dan beberapa syubhat dari para pelaku bid’ah
3.1. Bid’ah tercela secara umum
3.2. Penggolongan pelaku bid’ah
3.3. Ahli hawa dan ahli bid’ah
3.4. Tingkatan dosa pelaku bid’ah
3.5. Sikap terhadap ahli bid’ah
3.6. Pembagian bid’ah hasanah dan sayyi’ah serta bantahannya
3.7. Pembagian bid’ah menjadi lima bagian dan bantahannya
Bab 4: Cara ahli bid’ah berargumentasi
4.1. Pendahuluan
4.2. Jalan yang ditempuh orang yang menyimpang
Bab 5: Hukum seputar bid’ah hakikiyah dan bid’ah idhafiyah
5.1. Definisi umum
5.2. Bid’ah idhafiyah
5.3. Sikap diam pembuat syari’at
terhadap suatu masalah
5.4. Setiap amalan yang samar termasuk bid’ah idhafiyah
5.5. Termasuk bid’ah idhafiyah ibadah yang keluar dari batasan syar’i
5.6. Apakah bid’ah idhafiyah tergolong ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah?
Bab 6: Hukum dan tingkatan bid’ah
6.1. Tingkatan bid’ah
6.2. Setiap bid’ah adalah sesat
6.3. Apakah ada bid’ah yang kecil dan bid’ah yang besar?
6.4. Syarat-syarat bid’ah kecil
Bab 7: Apakah bid’ah hanya khusus menyangkut urusan ibadah?
7.1. Dua jenis perbuatan mukallaf
7.2. Sebab-sebab munculnya bid’ah
Bab 8: Perbedaan antara bid’ah, mashalih mursalah, dan istihsan
8.1. Perbedaan antara bid’ah dan mashalih mursalah
8.2. Perbedaan antara bid’ah dan istihsan
8.3. Bantahan terhadap para pelaku bid’ah dalam masalah istihsan
8.4. Bantahan terhadap syubhat tentang meminta ‘fatwa hati’
Bab 9: Sebab-sebab munculnya kelompok-kelompok bid’ah
9.1. Perselisihan umat dan sebab-sebabnya
9.2. Hadits perpecahan umat dan beberapa permasalahannya
Bab 10: Makna ash-shirath al-mustaqim dan penjelasan penyimpangan pelaku bid’ah terhadap makna tersebut


Download gratis e-Book nya :

Mayit Tidak Mendengan (Menurut Pengikut Imam Hanafi)


Judul : Mayit Tidak Mendengan (Menurut Pengikut Imam Hanafi)
Oleh : Muhammad Nashiruddin Al-Albani


Orang-orang yang sudah meninggal tidak bisa mendengar apa-apa. Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ
“Dan kamu tidaklah mampu membuat orang di dalam kubur mendengar.”
Dan Allah berfirman:

إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى
“Sesungguhnya engkau tidak bisa memperdengarkan orang yang mati.”

Dikecualikan darinya tiga keadaan, dimana nash menunjukkan mereka bisa mendengar:
1.    Korban perang badar (dari kaum musyrikin), mereka mendengar seruan Nabi -alaihishshalatu wassalam- sementara mereka sudah tertimbun dalam lubang. Beliau berkata kepada para sahabatnya:
مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ لِمَا أَقُوْلُ مِنْهُمْ، إِلاَّ أَنَّهُمْ لاَ يَسْتَطِيْعُوْنَ الْجَوَابَ
“Kalian tidaklah lebih mendengar ucapanku dibandingkan mereka, hanya saja mereka tidak mampu untuk menjawabnya.”
2.    Mayit mendengar suara langkah sandal para pengantarnya (ke kuburan), sebagaimana disebutkan dalam hadits,
“Sesungguhnya dia (mayit) betul-betul mendengar suara sandal-sandal mereka.”

3.    Mayit mendengar pertanyaan dari kedua malaikat, karena rohnya dikembalikan kepadanya lalu mereka (kedua malaikat) bertanya: Siapa Rabbmu? Siapa nabimu? Apa agamamu?

Ada beberapa keadaan lain yang diperselisihkan, yaitu: Apakah mayit bisa mendengar ucapan salam seorang muslim (yang masih hidup)? Yang lebih tepat adalah mereka bisa mendengar. Ada hadits beberapa hadits yang menerangkan bahwa roh mayit akan dikembalikan kepadanya lalu dia menjawab salamnya seorang muslim. Di antaranya adalah sabda Nabi -alaihishshalatu wassalam-:

مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلاَّ رَدَّ اللهُ عَلَيَّ رُوْحِيْ حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ
“Tidak ada seorangpun yang member salam kepadaku kecuali Allah mengembalikan rohku agar saya bisa menjawab salamnya.”
Dan kedua ayat di atas bisa dijawab dengan jawaban yang lain, yaitu bahwa makna ayatnya adalah:
Engkau tidak bisa memperdengarkan sesuatu yang bisa memberikan manfaat kepada mereka yang telah meninggal. Dan kemampuan mereka mendengar pada ketiga keadaan di atas tidaklah memberikan manfaat apa-apa kepada mereka.

Silahkan Download e-Book nya dibawah Ini :

Empat Kaedah Memahami Tauhid



Judul : Empat Kaedah Memahami Tauhid
Penulis : Shalih bin Fauzan al-Fauzan
Format : DJVU


Aku memohon kepada Allah Al Karim Rabb pemilik Arsy yang agung semoga Dia melindungimu di dunia dan di akhirat. Aku juga memohon kepada-Nya supaya menjadikan dirimu diberkahi di manapun kamu berada. Aku juga memohon kepada-Nya supaya menjadikan dirimu termasuk di antara orang-orang yang bersyukur apabila diberi kenikmatan, bersabar ketika tertimpa cobaan, dan meminta ampunan tatkala terjerumus dalam perbuatan dosa, karena ketiga hal itulah tonggak kebahagiaan.

Ketahuilah, semoga Allah membimbingmu untuk taat kepada-Nya, Al Hanifiyah yaitu agama yang diajarkan oleh Ibrahim ialah beribadah kepada Allah semata dengan mengikhlaskan agama (amal) untuk-Nya. Itulah perintah yang Allah berikan kepada segenap umat manusia dan hikmah penciptaan mereka.
Sebagaimana dinyatakan oleh firman Allah ta’ala (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat [51]: 56). Apabila kamu telah menyadari bahwa kamu diciptakan untuk beribadah kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya suatu ibadah tidaklah dianggap bernilai ibadah kecuali apabila disertai dengan tauhid. Sebagaimana halnya shalat yang tidak bisa disebut shalat apabila tidak disertai dengan thaharah (keadaan suci pada diri pelakunya, pen). Maka apabila syirik menyusupi suatu ibadah, niscaya ibadah itu menjadi rusak. Sebagaimana apabila ada hadats yang muncul pada diri orang yang sudah bersuci.

Apabila kamu sudah mengerti ternyata syirik itu apabila menyusupi ibadah akan menghancurkan ibadah tersebut dan menghapuskan amal, bahkan orang yang melakukannya menjadi tergolong penghuni kekal neraka, maka kini kamu pun telah mengerti bahwa perkara terpenting bagimu adalah memahami seluk beluknya. Mudah-mudahan Allah menyelamatkan dirimu dari jebakan perangkap ini; yaitu kesyirikan terhadap Allah. Allah ta’ala berfirman tentang syirik ini (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia akan mengampuni dosa di bawah tingkatan syirik yaitu bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisaa’ [4]: 48).



Penjelasan 10 Pembatal Keislaman



Judul : Penjelasan 10 Pembatal Keislaman {at-Tibyan Syarhu Nawaqidhil Islam}
Penulis : Sulaiman bin Nashir bin Abdullah al-Ulwan

Segala puji bagi Allah (Subhanahu wa Ta’ala) , Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada nabi yang terahir Muhammad (Shalallahu ‘alaihi Wassalam), para keluarga dan para Sahabat beliau, serta kepada orang- orang yang setia mengikuti petunjuk beliau.

Selanjutnya : ketahuilah, wahai saudaraku kaum muslimin, bahwa Allah (Subhanahu wa Ta’ala) telah mewajibkan kepada seluruh hamba – hambaNya untuk masuk ke dalam agama Islam dan berpegang teguh denganya serta berhati –hati untuk tidak menyimpang darinya.

Allah juga telah mengutus NabiNya Muhammad (Shalallahu ‘alaihi Wassalam) untuk berdakwah ke dalam hal ini, dan memberitahukan bahwa barangsiapa bersedia mengikutinya akan mendapatkan petunjuk dan barangsiapa yang menolaknya akan sesat.

Allah juga mengingatkan dalam banyak ayat- ayat Al-Qur’an untuk menghindari sebab- sebab kemurtadan, segala macam kemusyrikan dan kekafiran.

Para ulama rahimahumullah telah menyebutkan dalam bab hukum kemurtadan, bahwa seorang muslim bisa di anggap murtad ( keluar dari agama Islam) dengan berbagai macam hal yang membatalkan keislaman, yang menyebabkan halal darah dan hartanya dan di anggap keluar dari agama Islam.

Yang paling berbahaya dan yang paling banyak terjadi ada sepuluh hal, yang di sebutkan oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para ulama lainnya, dan kami sebutkan secara ringkas, dengan sedikit tambahan penjelasan untuk anda, agar anda dan orang – orang selain anda berhati hati dari hal ini, dengan harapan dapat selamat dan terbebas darinya.

Pertama:

Diantara sepuluh hal yang membatalkan keislaman tersebut adalah mempersekutukan Allah (Subhanahu wa Ta’ala) ( syirik ) dalam beribadah.

Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman:

إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء[ سورة النساء، الآية : 116

“ Sesungguhnya Allah (Subhanahu wa Ta’ala) tidak mengampuni dosa syirik(menyekutukan ) kepadaNya, tetapi mengampuni dosa selain itu, kepada orang – orang yang dikehendakinya “.( Annisa’ ayat : 116)

Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman:

إنه من يشرك بالله فقد حرم الله عليه الجنة ومأواه النار وما للظالمين من أنصار[ سورة المائدة : 72.

“ sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, niscaya Allah akan mengharamkan surga baginya, dan tempat tinggalnya (kelak) adalah neraka, dan tiada seorang penolong pun bagi orang – orang zhalim” .( Al- Maidah : 72).

Dan di antara perbuatan kemusyrikan tersebut adalah ; meminta do’a dan pertolongan kepada orang- orang yang telah mati, bernadzar dan menyembelih korban untuk mereka.

Kedua:

Menjadikan sesuatu sebagai perantara antara dirinya dengan Allah (Subhanahu wa Ta’ala), meminta do’a dan syafaat serta bertawakkal ( berserah diri ) kepada perantara tersebut.

Orang yang melakukan hal itu, menurut ijma’ ulama ( kesepakatan) para ulama, adalah kafir.

Ketiga :

Tidak menganggap kafir orang- orang musyrik, atau ragu atas kekafiran mereka, atau membenarkan konsep mereka. Orang yang demikian ini adalah kafir.

Silahkan Download untuk membaca lebih lengkap lagi.


Malapetaka Akhir Zaman



Judul : Malapetaka Akhir Zaman
Penulis : Al-Allamah Abdullah Jibrin


Pada suatu saat akan datang masa dimana harta, anak, bapak dan ibu serta handai tolan tidak dapat lagi memberikan pertolongan, tidak mengenal satu sama lainnya , semuanya sibuk memikirkan akan dirinya sendiri, itulah hari kiamat yang pasti akan terjadi.

Sudah siapkan diri kita menghadapi hari yang sangat dasyat itu, apa kiat seorang Muslim agar terhindar dari malapetaka dan fitnah kubra yang terjadi saat itu?


Mukhtarat Iqtidha Ash-Shirathal Mustaqim ( Bahaya Mengekor Non Muslim )



Judul : Mukhtarat Iqtidha Ash-Shirathal Mustaqim
Oleh : Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

Alhamdulillah buku Bahaya Mengekor Non Muslim telah terbit. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, keluarganya, para shahabatnya, dan para pengikutnya yang setia mengikuti sunahnya hingga akhir zaman.

Dewasa ini banyak banyak muncul perilaku mengekor musuh musuh Allah yaitu golongan kafir dan musyrik hampir di segala segi dan tata kehidupan, seperti cara berpakaian, gaya bicara dan penampilan, sampai kepada hal yang lebih besar, yaitu soal-soal ibadah. Padahal Allah telah mengingatkan kita pada banyak ayat-Nya untuk tidak mengikuti jalan-jalan mereka.

Buku yang ada di hadapan pembaca ini adalah terjemahan kitab Mukhtarat min Kitab Iqtidha’ Ash-Sirathal Mustaqim Mukhalafatu Ash-habil Jahim karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah .
Buku ini mengingatkan bahaya meniru kaum kafir dalam tradisi, adat dan kebiasaan mereka, cara berpakaian, bahasa, hari-hari peringatan mereka, dan sebagainya.

Harapan kami semoga buku ini bermanfaat bagi kaum muslimin sehingga berhati-hati dalam beramal dan beragama, tidak mengekor non muslim dalam semua aspek kehidupan, baik aqidah, ucapan, maupun perbuatan.
Segala tegur sapa dari para pembaca akan kami sambut dengan baik demi kebenaran dan mencari keridhaan Allah Ta’ala. Amin
Semoga bermanfa’at .

Silakan Download link dibawah :

Meniti Jalan Meraih Kecintaan Allah



Penulis : Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr
Judul : Meniti Jalan Meraih Kecintaan Allah

Kami hadirkan untuk para pengunjung sekalian beberapa Ebook yang merupakan terjemahan dari karya beliau Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr Dengan Judul : Meniti Jalan Meraih Kecintaan Allah. Ebook ini merupakan hasil transkrip dari ceramah beliau di Masjid Istiqlal pada kunjungan beliau tahun 2012 lalu.


Iman kepada Malaikat dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan Ummat






Penulis : Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan
Judul Terjemahan : Iman kepada Malaikat dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan Ummat
Alih Bahasa : Ummu Abdillah al-Buthoniyah
Desain sampul : MRM Graph


“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.”
(QS Az-Zukhruf [43] : 80)


Keimanan seseorang tidak akan tegak tanpa kehadiran salah satu dari rukun-rukun yang di atasnya keimanan tersebut dibangun. Demikian halnya iman kepada malaikat. Setiap Muslim wajib beriman kepada para malaikat.

E-Book berikut ini ditulis secara ringkas oleh Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan secara ringkas namun sangat bermanfaat. Melalui risalah ini, syaikh menjelaskan mengenai hakikat iman kepada malaikat, dan bagaimana keimanan tersebut memberikan pengaruh terhadap kehidupan umat.


Meniti Jalan Menuju Tauhid



Judul : Meniti Jalan Menuju Tauhid
Karya : Muhammad Jamil Zainu
Penterjemah : Shalahuddin Abdurrahman
Filetype : PDF





 TAUHID dalam pandangan agama merupakan akar yang melandasi setiap tindakan, ucapan dan perbuatan manusia. Kekokohan dan tegaknya tauhid mencerminkan luasnya pandangan, timbulnya semangat beramal dan lahirnya sikap optimistik. Sehingga tauhid dapat digambarkan sebagai sumber segala perbuatan (amal shaleh) manusia.

Secara etimologis, kalimat tauhid berasal dari kata wahhada, yuwahhidu, tauhidan yang berarti tunggal (satu) atau esa. Sedangkan secara termenologis, tauhid adalah mengesakan Tuhan (Allah) dari segala sesuatu. Yang artinya, dalam kalimat ini mengandung dua hal, yaitu afirmasi dan negasi. Afirmasi berarti peneguhan, pemutlakan dan meyakini Allah yang Maha Esa. Sedangkan Negasi adalah meniadakan, menisbikan selain Allah Yang Maha Esa dan segala petunjuk yang datang kecuali dari otoritas-Nya. Dalam hal ini tauhid disebut sebagai pembebas “membebaskan manusia dari penyembahan manusia atas manusia kembali kepada penyembahan kepada Allah”. Tauhid merupakan komitmen manusia kepada Allah sebagai fokus segala hormat, rasa syukur dan sebagai satu-satunya sumber nilai.”

Kalimat tauhid adalah la ilaha illa allah atau biasa disebut dengan kalimat thayyibah, menyimbulkan bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Formulasi pendek dari kalimat ini adalah berani menyatakan tidak kepada setiap sesembahan lain dan kebathilan serta ketidakbenaran. Bertauhid berarti meniadakan segala sesuatu yang datang dari selain Allah. Maka kalimat tauhid adalah mengimani (faith) kepada Allah secara totalitas. Tauhid juga menuntut dideklarasikannya dalam muara kehidupan yang lebih nyata (historis-empiris).

Komentar Terbaru

Just load it!