Tampilan : Daftar Grid
Showing posts with label Akhlaq. Show all posts
Showing posts with label Akhlaq. Show all posts

Adabul Majelis



Judul : Risalah Adabul Majlis wa Bida’uha 
Publisher : Maktabah Abu Salma
Jumlah halaman : 44
File type : PDF

Berikut ini adalah Risalah Adabul Majlis wa Bida’uha atau ”Adab-Adab Majelis dan Bid’ah-Bid’ahnya” beserta penjelasan singkat seputar kaidah di dalam menilai suatu perbuatan dikategorikan sebagai bid’ah.


Risalah ini sebenarnya penyusun tulis pada sekitar Agustus 2003 dimana penyusun saat itu masih mahasiswa. Latar belakang penyusun menuliskan risalah ini pada awalnya adalah untuk meluruskan kesalahankesalahan majelis yang sering dilakukan rekan-rekan aktivis mahasiswa ketika di forum, majelis, syuro’ ataupun selainnya. Penyusun mendapatkan fenomena-fenomena yang seakan-akan telah menjadi sunnah, seperti adanya keharusan untuk membaca Al-Qur`an sebelum majelis dimulai, atau pemimpin syuro’ mengajak perserta untuk membaca doa’ tertentu secare bersama-sama, atau berdo’a di akhir majelis secara bersama-sama dan terus menerus, dan lain-lain.


Oleh karena itulah, akhirnya penulis memutuskan untuk menyusun risalah ini, sebagai koreksi dan pembenahan atas kesalahan-kesalahan yang terjadi, terutama yang berkaitan dengan majelis dan adab-adabnya.


Download gratis e-Book nya :

Download

Menuju Hati Yang Bersih


Judul : Menuju Hati Yang Bersih
Pengarang : KonsultasiSyariah.com



Sesungguhnya siapa saja yang memperhatikan kondisi kebanyakan manusia saat ini, niscaya melihat suatu perkara yang sangat mengherankan. Dia akan melihat kebanyakan manusia menaruh perhatian yang berlebihan kepada penampilan lahiriah, memperindah dan mempercantiknya dengan berbagai macam aksesoris keindahan dan kecantikan, namun pada saat yang sama, dia akan melihat kelalaian dan keteledoran luar biasa terhadap keindahan, kebersihan dan kesucian batin!!

Berapa banyak waktu, tenaga dan energi yang dihabiskan untuk memperindah urusan-urusan lahiriyah, dengan melupakan perbaikan hati dan kesucian batin, sampai pada tingkat “tiada kemauan dan gairah” kecuali dalam rangka keindahan penampilan dan gaya, hingga ungkapan Allah subhanahu wata’aala tentang kaum munafiq benar-benar layak untuk mereka, sebagaimana firman-Nya,

وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِن يَقُولُواْ تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ العدو فاحذرهم قاتلهم الله أنى يُؤْفَكُونَ

“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengar perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran).” (QS. Al-Munafiqun: 4).

Demikianlah kondisi sekelompok umat manusia yang penampilan lahiriahnya sangat indah dan ungkapan-ungkapan kata-katanya sangat manis, namun semua itu tidak mengeluarkan mereka dari keberadaan mereka sebagai onggokan kayu yang tersandar, tidak berguna. Itulah pemandangan yang tidak berarti, manusia yang tidak punya akal nurani. Yang demikian itu adalah kondisi yang sangat rendah yang tidak mungkin seorang yang beriman rela untuk dirinya. Bahkan, iman seorang beriman tidak akan sempurna dan tidak akan bisa benar kecuali jika ia memperbaiki batinnya, membersihkan dan memperindah hatinya. Sebab, keindahan dan kecantikan lahiriyah sama sekali tidak berguna bagi seseorang manakala batin dan hatinya busuk dan kotor.

Download gratis e-Book nya :

Download

Berdakwah dengan Akhlak Mulia





Judul Buku: Berdakwah dengan Akhlak Mulia
Penulis: Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A.



Segala puji bagi Allah ta’ala, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebuah renungan dari sepenggal kisah nyata

Beberapa saat lalu, penulis diceritai adik ipar kisah seorang mantan preman yang mendapatkan hidayah mengenal ajaran Islam yang benar. Katanya, dulu ketika masih preman, ia amat dibenci masyarakat kampungnya; karena ke-rese-annya; gemar mabuk, berjudi,
mengganggu orang lain dan seabrek perilaku negatif lain yang merugikan masyarakat. Namun, tidak ada seorangpun yang berani menegurnya; karena takut mendapatkan hadiah bogem mentah.

Dengan berjalannya waktu, Allah ta’ala berkenan mengaruniakan hidayah kepada orang tersebut. Dia mengenal ajaran Ahlus Sunnah dan intens dengan mengikuti pengajian. Namun demikian, setelah ia berubah menjadi orang yang salih dan alim, ia tidak kemudian disenangi masyarakatnya, malahan mereka tetap membencinya. Padahal ia tidak lagi mempraktikkan tindak-tindak kepremanannya yang dulu. Bahkan, kalau dulu masyarakatnya tidak berani menegurnya, sekarang malah berani memarahinya, bahkan menyidangnya pula.

Apa pasalnya? Ternyata kebencian tersebut dipicu dari sikap kaku dan keras orang tersebut, juga kekurangpiawaiannya dalam membawa diri di masyarakat.

Dulu dibenci karena kepremanannya, sekarang dibenci karena ‘kesalihan’nya…

Haruskah orang yang mengamalkan ajaran ahlussunnah dibenci masyarakatnya? Apakah itu merupakan sebuah resiko yang tidak terelakkan? Adakah kiat khusus untuk menghindari hal tersebut atau paling tidak meminimalisirnya?

Memang betul seorang yang teguh memegang kebenaran, ia akan menghadapi tantangan. Sedangkan di zaman Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam dan kurun ulama salaf saja, ada tantangan bagi pengusung kebenaran, apalagi di akhir zaman ini, di mana kejahatan lebih mendominasi dunia dibanding kebaikan.

Namun yang perlu menjadi catatan di sini, apakah kebencian yang muncul di banyak masyarakat kepada para pengikut Sunnah Nabi, murni diakibatkan kekokohan mereka dalam berpegang teguh terhadap prinsip, atau dikarenakan kekurangbisaan mereka dalam
membawa diri, kekurangpiawaian dalam menjelaskan prinsip dan kekurangpandaian dalam menetralisir pandangan miring masyarakat terhadap prinsip-prinsip Ahlus Sunnah dengan penerapan akhlak mulia? Atau mungkin juga karena enggan melakukan sesuatu yang dikira terlarang, padahal sebenarnya boleh atau justru disyariatkan?

Berdasarkan pengamatan terbatas penulis, juga kisah-kisah nyata yang masuk, nampaknya faktor terakhir lebih dominan.

Dalam ebook makalah sederhana ini, dengan memohon taufik dari Allah semata, penulis berusaha memaparkan peran besar akhlak mulia dalam meredam kebencian masyarakat terhadap pengusung kebenaran, bahkan dalam menarik mereka untuk mengikuti kebenaran tersebut.
Download gratis e-Book nya :

Download

Menangis Karena Allah


Judul : Menangis Karena Allah
Oleh : Syaikh  Amin bin Abdullah asy-Syaqawi
Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah

Segala puji hanya untukAllah Shubhanahu wa ta’allaTa'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkanAllah Shubhanahu wa ta’allasemata yang tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba'du:

Sesungguhnya seseorang yang mampu menangis karena takut kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla, maka itu sebagai bukti nyata atas keimanan seorang hamba serta rasa takut yang dimilikinya kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla. Dan –Dia telah memuji mereka dalam banyak firman -Nya, seperti salah satunya ialah dalam firman -Nya:

"Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. Dan mereka berkata: "Maha suci Tuhan kami, Sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi". Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'. (QS al-Israa': 107-109).
"Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. apabila dibacakan ayat-ayat Allah Shubhanahu wa ta’alla yang Maha Pemurah kepada mereka, Maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis". (QS Maryam: 58).

Download gratis e-Book nya :

Hijab dan Pakaian Wanita Muslimah dalam Shalat



Judul Asli : Hijabul Mar'ah Wa Libasuha fi
As-Shalah
Penyusun : Syaikhul lslam lbnu Taimiyyah
Pentahqiq : Syaikh Muhammad Nashiruddin
Al-Albani


Buku ini berjudul asli Hijabul Mar’ah wa Libasuha fi As-Sholah (Hijab & Pakaian dalam Shalat), dan dipublikasikan dengan judul Hijab Al-Mar’ah Al Muslimah wa Libasuha fi Ash-Shalah wa Ghairiha (Hijab dan Pakaian Wanita di dalam dan di luar Shalat). Setelah saya baca bukunya, entah mengapa saya merasa judul ini tidak pas, ternyata Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani juga merasa demikian. Beliau berpendapat bahwa judul yang tepat untuk risalah ini adalah Libas Ar-Rajul wal Mar’ah fi Ash-Shalah (Pakaian Laki-laki dan wanita dalam Shalat), namun karena judul yang sebelumnya telah dikenal secara luas jadi tetap menggunakan judul awal.

Buku ini membahas tentang pakaian laki-laki & wanita di dalam shalat yang ternyata syaratnya tidak sebatas menutup aurat. Aurat laki-laki adalah dari pusar hingga lututnya, namun shalatnya tidak sah apabila hanya menggunakan sarung yang menutupi aurat tersebut, minimal salah satu pundaknya juga tertutup oleh kain. Pada wanita aurat yang boleh diperlihatkan kepada mahram-nya dan yang bukan mahramnya (ajnabi) berbeda. Di depan mahram, wanita diperbolehkan menampakkan kepala (rambutnya) sedangkan dalam shalat (walau sendirian) wanita tidak boleh menampakkan rambutnya. Di depan ajnabi, wanita hanya boleh menampakkan (maksimal) wajah & telapak tangan (menutup wajah = sunnah) dan telapak kaki tidak boleh terlihat dalam keadaan apa pun, sedangkan saat shalat (saat shalat sendirian & tdk ada ajnabi yang bisa melihat) telapak kaki wanita masih boleh terlihat pada saat sujud.

Selain itu, buku ini juga mencantumkan makna-makna dari surat An-Nur yang intinya adalah mengenai menjaga pandangan baik kepada mahram maupun yang bukan mahram.


Baca ringkasan tentang buku ini di post ini sangat tidak cukup. Walau hanya 80 halaman buku ini padat berisi bahkan merupakan salah satu karya besar Syaikhul Ibnu Taimiyyah.


Kunci Kebahagiaan




Penulis: Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
Penerjemah: Abdul Hayyie al-Katani, dkk


SOSOK PENULIS

Nama dan Nasabnya
Nama lengkapnya adalah Abu 'Abdullah Syamsuddin Muhammad Abu Bakr bin Ayyub bin Sa'd bin Huraiz bin Makk Zainuddin az-Zur'i ad-Dimasyqi dan dikenal dengan nama Ibnu Qayyim al-Jauziyah.
Dia dilahirkan pada tanggal 7 Shafar tahun 691 H. Dia tumbuh dewasa dalam suasana ilmiah yang kondusif. Ayahnya adalah kepala sekolah al-Jauziyah di Dimasyq (Damaskus) selama beberapa tahun. Karena itulah, sang ayah digelari Qayyim al-Jauziyah. Sebab itu pula sang anak dikenal di kalangan ulama dengan nama Ibnu Qayyim al-Jauziyah.

Perjuangannya dalam Menuntut llmu
Dia memiliki keinginan yang sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Tekad luar biasa dalam mengkaji dan menelaah sejak masih muda belia. Dia memulai perjalanan ilmiahnya pada usia tujuh tahun. Allah mengkaruniainya bakat melimpah yang ditopang dengan daya akal luas, pikiran cemerlang, daya hapal mengagumkan, dan energi yang luar biasa. Karena itu, tidak mengherankan jika dia ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai lingkaran ilmiah para guru (syaikh) dengan semangat keras dan jiwa energis untuk menyembuhkan rasa haus dan memuaskan obsesinya terhadap ilmu pengetahuan. Sebab itu, dia menimba ilmu dari setiap ulama spesialis sehingga dia menjadi ahli dalam ilmu-ilmu Islam dan mempunyai andil besar dalam berbagai disiplin ilmu.

Guru-gurunya
Ibnu Qayyim telah berguru pada sejumlah ulama terkenal. Mereka inilah yang memiliki pengaruh dalam pembentukan pemikiran dan kematangan ilmiahnya. Inilah nama guru-guru Ibnu Qayyim.
  1. Ayahnya Abu Bakr bin Ayyub (Qayyim al-Jauziyah) di mana Ibnu Qayyim mempelajari ilmu faraid. Ayahnya memiliki ilmu mendalam tentang faraid.
  2. Imam al-Harran, Ismail bin Muhammad al-Farra', guru mazhab Hanbali di Dimasyq. Ibnu Qayyim belajar padanya ilmu faraid sebagai kelanjutan dari apa yang diperoleh dari ayahnya dan ilmu fikih.
  3. Syarafuddin bin Taimiyyah, saudara Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah. Dia menguasai berbagai disiplin ilmu.
  4. Badruddin bin Jama'ah. Dia seorang imam masyhur yang bermazhab Syafi'i, memiliki beberapa karangan.
  5. Ibnu Muflih, seorang imam masyhur yang bermazhab Hanbali. Ibnu Qayyim berkata tentang dia, "Tak seorang pun di bawah kolong langit ini yang mengetahui mazhab imam Ahmad selain Ibnu Muflih."
  6. Imam al-Mazi, seorang imam yang bermazhab Syafi'i. Di samping itu, dia termasuk imam ahli hadits dan penghafal hadits generasi terakhir.
  7. Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah Ahmad bin al-Halim bin Abdussalam an-Numairi. Dia memiliki pengaruh sangat besar dalam kematangan ilmu Ibnu Qayyim. Ibnu Qayyim menyertainya selama tujuh belas tahun, sejak dia menginjakkan kakinya di Dimasyq hingga wafat. Ibnu Qayyim mengikuti dan membela pendapat Ibnu Taimiyyah dalam beberapa masalah. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya penyiksaan yang menyakitkan dari orang-orang fanatik dan taklid kepada keduanya, sampai-sampai dia dan Ibnu Taimiyyah dijebloskan ke dalam penjara dan tidak dibebaskan kecuali setelah kematian Ibnu Taimiyyah.

     

100 Pesan Nabi Untuk Wanita Shalihah



Istri yang solehah adalah perhiasan dunia, memang begitulah adanya. Namun, menjadi seorang istri yang solehah itu adalah satu hal yang sangat sulit.
Namun, bagi seorang muslimah yang memiliki niat untuk menjadi seorang istri solehah, sebenarnya Rasulullah Saw telah memberikan indikatornya, beliau bersabda:
"Sebaik-baik perempuan adalah istri yang jika kamu memandangnya, ia akan membahagiakanmu; jika kamu menyuruhnya, dia akan menaatimu; dan jika kamu pergi, dia akan menjaga harta dan harga dirimu"
Berikut ini saya ingin berbagi sebuah buku dalam bentuk digital atau yang sering disebut ebook, buku ini berjudul "100 Pesan Nabi Untuk Wanita Salehah". Buku ini ditulis oleh Badwi Mahmud Al-Syaikh dan diterjemahkan oleh M. Khoiron Durori. Buku ini berbentuk executable (file exe), jadi tinggal double klik aja, langsung deh kebuka filenya dan selamat membaca.


Indah dan Mulia



Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai akhlakul karimah (akhlak yang mulia), ini bisa terlihat dari hadits yang disampaikan oleh Rasulullah Saw mengenai tujuan diutusnya beliau ke dunia yaitu untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam literatur-literatur Islam diterangkan bagaimana akhlak seorang Rasulullah, tidak hanya kepada sesama manusia, tetapi juga kepada semua makhluk-Nya termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan. Keagungan akhlak Rasulullah Saw tersebut sejalan dengan label yang disematkan oleh Allah kepadanya sebagai suri tauladan bagi umatnya.

Dalam mencapai tujuan untuk berakhlak mulia tersebut, Islam mengajarkan umatnya melalui berbagai aktivitas ibadah seperti shalat, puasa, zakat/sedekah, hingga beribadah haji, kesemua rangkaian ibadah tersebut akan bermuara pada peningkatan akhlak yang mulia.
Buku atau ebook yang dapat anda download ini merupakan sebuah buku yang sangat sarat akan manfaat, membuka pikiran kita tentang keagungan Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak. Indah dan Mulia, adalah sebuah judul yang sarat akan makna.
Untuk lebih lengkapnya, kawan-kawan silahkan langsung download aja ebooknya


Format : exe

Taubat Jalan Menuju Surga







Judul : Taubat Jalan Menuju Surga
Pengarang : Abdul - Hadi bin Hasan Wahby


Buku ini berisi tentang makna taubat dan hakikatnya serta keutamaannya, sebagaimana dijelaskan pula syarat-syarat taubat dan nasehat bagi mereka yang ingin bertaubat serta bahayanya menunda-nunda taubat.

“Tiadalah kehidupan dunia selain kesenangan yang menipu.”( Al‘iI mran: 185)



Jurus Jitu Mendidik Anak - Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A






Judul Buku : Jurus Jitu Mendidik Anak
Penulis : Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A.
Penerbit : Disebarkan dalam bentuk ebook oleh www.Yufid.com


Ilmu merupakan kebutuhan primer setiap insan dalam setiap lini kehidupannya, termasuk dalam
mendidik anak. Bahkan kebutuhan dia terhadap ilmu dalam mendidik anak, melebihi kebutuhannya
terhadap ilmu dalam menjalankan pekerjaannya.

Namun, realita berkata lain. Rupanya tidak sedikit di antara kita mempersiapkan ilmu untuk kerja
lebih banyak daripada ilmu untuk menjadi orangtua. Padahal tugas kita menjadi orangtua dua puluh
empat jam sehari semalam, termasuk saat tidur, terjaga serta antara sadar dan tidak. Sementara tugas
kita dalam pekerjaan, hanya sebatas jam kerja.

Betapa banyak suami yang menyandang gelar bapak hanya karena istrinya melahirkan.
Sebagaimana banyak wanita disebut ibu semata-mata karena dialah yang melahirkan. Bukan karena
mereka menyiapkan diri menjadi orangtua. Bukan pula karena mereka memiliki kepatutan sebagai
orangtua.

Padahal, menjadi orangtua harus berbekal ilmu yang memadai. Sekadar memberi mereka uang
dan memasukkan di sekolah unggulan, tak cukup untuk membuat anak kita menjadi manusia unggul.
Sebab, sangat banyak hal yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Uang memang bisa membeli tempat tidur yang mewah, tetapi bukan tidur yang lelap.
Uang bisa membeli rumah yang lapang, tetapi bukan kelapangan hati untuk tinggal di dalamnya.
Uang juga bisa membeli pesawat televisi yang sangat besar untuk menghibur anak, tetapi bukan
kebesaran jiwa untuk memberi dukungan saat mereka terempas.

Betapa banyak anak-anak yang rapuh jiwanya, padahal mereka tinggal di rumah-rumah yang
kokoh bangunannya. Mereka mendapatkan apa saja dari orangtuanya, kecuali perhatian, ketulusan
dan kasih sayang!

Ilmu Apa Saja yang Dibutuhkan?Silahkan Download e-booknya

Download Ebook Gratis

Kemilau Nasehat Emas Bagi Pengikut Manhaj Salaf - Syaikh Abu ‘Abdillah Ahmad Asy-Syihhi




Kemilau Nasehat Emas Bagi Pengikut Manhaj Salaf

(VERSI 2)

Disusun oleh
Syaikh Abu ‘Abdillah Ahmad Asy-Syihhi


Berikut ini adalah Risalah Al-Washoya As-Saniyyah lit Ta’ibin ilas Salafiyyah yang kami terjemahkan menjadi ”Kemilau Nasehat Emas Bagi Pengikut Manhaj Salaf” yang disusun oleh Syaikh Abu ‘Abdillah Ahmad bin Muhammad Asy-Syihhi. Risalah ini dialihabahasakan oleh al-Ustadz Abdurrahman Thayib, Lc. Semenjak beliau masih menjadi mahasiswa di Universitas Islam Madinah, lalu kami publikasikan via blog kami pada tahun sekitar tahun 2005.


Dan yang ada di hadapan anda ini adalah versi 2 dari Risalah ”Kemilau Nasehat Emas Bagi Pengikut Manhaj Salaf”. Di dalam versi 2 ini, kami melakukan sedikit penambahan dan pengurangan, serta edit beberapa kata yang tidak merubah maksud agar lebih dapat membuahkan faidah dan manfaat.

Semoga Risalah ini dapat bermanfaat, terutama bagi kami sendiri dan bagi kaum muslimin seluruhnya.



DOWNLOAD DISINI

Komentar Terbaru

Just load it!